LAPORAN
EKOLOGI TANAMAN
PENGARUH ALUMINIUM (Al) TERHADAP TANAMAN
Disusun
Oleh
Nama : Midayanti Nurkhasanah
NIM : 2011311041
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS
BANGKA BELITUNG
2014
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alumunium merupakan
salah satu unsur hara penunjang yang dapat menyebabkan keracunan tanah di
sekitar perakaran tanaman sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Menurut Foy dalam Rout et al. (2001), Al
menyebabkan terganggunya pembelahan sel pada tudung akar dan akar lateral dan
menyebabkan peningkatan rigiditas sel melalui pembentukan ikatan silang pektin
pada dinding sel, serta mereduksi replikasi DNA melalui peningkatan rigiditas
rantai ganda.
Aluminium (Al)
merupakan unsur ketiga penyusun lithosfer setelah oksigen dan silika, yaitu
15%. Dalam struktur liat, Al dan Si merupakan unsur-unsur inti penyusun lempeng
pertama dan keduanya. Dalam lempeng
tetrahidral liat, 15% situs diduki Al dan sisanya (85%) diduduki Si yang
keduanya bergabung melalui ikatan oksigen (Hanafiah 2010).
Alumunium yang terdapat
di dalam larutan tanah pada umumnya dijumpai dalam berbagai bentuk seperti
Al(OH)2+ dan Al(OH)2+ pada pH tanah sekitar 4—5, Al3+ pada pH 5,5—7, dan
Al(OH)4- pada pH 7—8. Kompleks ion lainnya seperti Al4Al12(OH)24(H2O)127+(Al3)
dan Al3+ hampir dipastikan selalu bersifat meracuni, namun tidak terdapat
rhizoktisitas akibat AlSO4+ dan Al(SO4)2- atau Al-F seperti AlF2+ dan AlF2+.
Status Al(OH)2+ dan Al(OH)2+ tidak menentu pada setiap percobaan tapi
berindikasi sebagai keracunan Al-OH (Kinraide, 1997). Jenis Al yang bersifat
meracuni pada perakaran tanaman gandum dari hasil percobaan Pietraszewska
(2001) menunjukkan bahwa AlF2+<AlF2+<All3+<Al13. Selanjutnya Kochian
(1995) berpendapat bahwa sifat racun hanya terdapat pada Al13 dan All3+. Hal
yang menarik dijumpai bahwa tanaman memiliki mekanisme sendiri dalam mengurangi
pengaruh negatif Al. Berdasarkan analisis kimiawi pengaruh dari Al tersebut
menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan pektin dan hemiselulosa.
Di Indonesia
pemanfaatan dan pembukaan tanah dilahan kering umumnya pada Ultisol dan mungkin
Oxisol. Permasalahan pada Ultisol dan
Oxisol adalah reaksi tanah yang masam, kandungan Al yang sangat tinggi, dan unsur
hara yang rendah, sehingga diperlukan pengapuran dan pemupukan serta
pengelolaan yang baik (Hardjowigeno 1995; Satari 1997).
Ultisol adalah tanah berwarna
merah kuning yang sudah mengalami proses
hancuran
iklim yang sudah lanjut, basa-basanya tercuci sehingga tanah bereaksi masam dan
memiliki kejenuhan Al yang tinggi (Subagyo et al. 2000).
Permasalahan pada tanah yang bersuasana masamdapat
ditanggulangi dengan pemberian kapur (Soepardi 1982). Sumber kemasaman tanah
yaitu Al dapat ditekan dengan pengapuran dan atau dengan pengembalian sisa
tanaman ke dalam tanah tersebut (Wahjudin 1993).
1.2. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mempelajari
pengaruh unsur Aluminium (Al) pada tanaman dan cara penangannya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Aluminium merupakan unsur hara
penunjang yang tidak dibutuhkan tanaman, sebab unsur ini dapat bersifat toksik.
Aluminium memiliki karakter penyediaan dan penyerapan mirip dengan unsur hara
mikro, yaitu tanpa zona serapan mewah sehingga dalam kadar sedikit berlebihan
sudah menjadi racun. Sedangkan apabila Al tidak tersedia dengan cukup di tanah,
maka tanaman akan mengalami hambatan dalam perkembangannya, dimana pertumbuhan
bunga dan buah tanaman akan terlihat tidak optimal.
Berikut tabel mineral-mineral silikat
yang memiliki kadar Al tinggi sebagai sumber Al tanah:
Kelompok
|
Mineral Silikat
|
Rumus Kimiawi
|
Mineral primer:
Feldspar
Piroksin
Amfibol
Mika
Mineral sekunder:
Mineral liat
|
Otholaks
Na-Plagiolaks
Ca-Plagiolaks
Augit
Hornblend
Biotit
Muskovit
Kaolinit
Montmorillonit
Illit
Vermikulit
Klorit
Dickit
Nacrit
|
KAISi3O8
NaAlSi3O8
CaAl2Si2O8
Ca2(Al,Fe)4(Mg,Fe)4Si6O24
Ca,Al,Mg,Fe,Si8O22(OH)2
KAl(Mg. Fe)3Si3O10(OH)2
KAISiO(OH)
Al4Si4O10(OH)8
(Al, Mg)4Si8O20(OH)4
Al4Si7AlO20(OH)4Mg.H2O
Mg6Si7AlO20(OH)4MgH2O
MgSi8Al2O20(OH)Mg6(OH)12
Si4Al4O10(OH)8
Si4Al4O10(OH)8
|
Dari
tabel terlihat bahwa mineral primer dan sekunder tersusun oleh utama yaitu Al
dan Si yang secara struktural dikelilingi oleh oksigen, kecuali mineral primer
kelompok feldspar, sedangkan yang lainnya mengalami hidrasi (penambahan ion-ion
H). Kelompok mineral sekunder inilah
yang menentukan sifat kimiawi tanah-tanah mineral (Hanafiah 2010).
Tanah yang masam mencirikan banyaknya
jumlah Al yang terkandung di dalam tanah, sehingga untuk menetralkan pH rendah
pada tanah ini dapat dilakukan dengan pengapuran dan penggunaan pupuk organik.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Wahjudin (1993) yang mengatakan bahwa sumber
kemasaman tanah adalah unsurAl yang dapat ditekan tingkat kemasamannya dengan
cara pengapuran atau dengan pengembalian
sisa tanaman ke dalam tanah.
Di Indonesia tanaman pangan yang
diusahakan umumnya adalah padi, jagung, kedelai dan kacang tanah. Di dalam tanah
bahan organik dapat mengikat senyawa atau unsur yang bersifat racun (Al, Fe, Cd
dan Hg) terhadap tanaman, bahan organik penting karena dapat bereaksi dengan
ion logam yang kemudian membentuk senyawa kompleks (Karama dan Darmijati 2003).
Kelarutan Al dalam tanah berkaitan
erat dengan pH tanah. Kelarutan Al minimum dalam larutan encer terjadi pada pH
6-7. Pada larutan tanah, kelarutan Al maksimum terjadi pada pH 4,06 dan minimum
pada pH 7,23. Apabila pH tanah dinaikkan melalui pengapuran, ion hidroksil akan
bereaksi dan mengendapkan Al yang larut. Kation Al menempati tanah mineral yang
memilii pH <5,0 yang sebagian besar situs koloidnya bermuatan negatif
(Hanafiah 2010).
Mensvoort dan Dent (1998) menyebutkan
bahwa senyawa pirit (ferit) tersebut merupakan sumber masalah pada tanah
tersebut. Selain itu jika tanah ini dikeringkan atau teroksidasi, maka senyawa
pirit akan membentuk senyawa feri hidroksida Fe(OH)3 sulfat SO42- dan ion
hidrogen H+ sehingga tanah menjadi sangat masam. Akibatnya kelarutan ion-ion
Fe2+, Al3+ dan Mn2+ bertambah di dalam tanah dan dapat bersifat racun bagi
tanaman. Ketersediaan fosfat menjadi berkurang karena diikat oleh besi atau
aluminium dalam bentuk besi fosfat atau aluminium fosfat. Biasanya bila tanah
masam kejenuhan basa menjadi rendah, akibatnya terjadi kekahatan unsur hara di dalam
tanah (Putu dan Widjaya 1990).
Toleransi tanaman terhadap kelarutan
Al dipengaruhi oleh spesiesnya. Menurut Kamprath dan Foy (1985) secara umum
jagung (Zea mays) adalah tanaman yang
paling tolerans terhadap Al, sedangkan kelompok tanaman yang berketahanan
sedang yaitu kapas (Gossypium hirsutum L.), kedelai (Glycine max merril L.), lobak (Raphanus
sativus L.), kubis (Brassica oleracea),
dan gandum, sedangkan kelompok tanaman yang sensitif terhadap Al-larut yaitu
selada (Latuca saiva), jelai (Hardeum vulgare L.), dan bit gula.
III. PEMBAHASAN
Aluminium merupakan unsur hara
penunjang yang bersifat toksik bagi tanaman. Unsur Al dapat mengikat unsur P, Ca,
K, dan Mg sehingga tidak tersedia dengan optimal bagi tanaman, akibatnya pertumbuhan
dan perkembangan tanaman terhambat. Salah satu dampaknya yaitu tanaman tidak dapat
menghasilkan produksi yang memiliki kualitas dan kuantitas baik. Pada tinjauan
pustaka dari berbagai literatur dibahas mengenai pengaruh negatif Al terhadap
tanaman, sebab keberadaan Al yang berlebihan sangat berpengaruh terhadap
keoptimalan unsur hara lain dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Menurut Hanafiah (2010), pada kondisi
masam Aluminium akan tertarik keluar struktur liat (seperti montmorillonit) dan menduduki
muatan-muatan negatif yang kosong tersebut. Aluminium dapat ditukar (Aldd)
ini diabsorbsi sangat kuat oleh koloid, tetapi berada dalam keseimbangan denan
ion-ion Al dalam kelarutan tanah. Hidrolisisi Al ini menghasilkan Al-hidroksida
dan ion-ion H pengasam tanah :
Al3+ + H2O AlOH2+ + H+
AlOH2+
+ H2O Al(OH)2
+ H+
Al(OH)2 + H2O Al(OH)3
+ H+
Oleh
sebab itu sumber utama ion-ion H pada tanah masam sedang-kuat seperti Ultisol
(Podsolik dan Latosol) adalah hidrolisis Al ini, yang menghasilkan pH antara
4,0 – 5,5.
Pada daerah tettentu, seperti di
daerah perawaan kandungan Al sangat tinggi sehingga berpotensi besar dalam
meracuni tanaman. Upaya untuk menurunkan tingkat kemasaman tanah melalui
pengapuran dapat dilakukan apabila tingkat kejenuhan Al tanah lebih dari 60%
dan kelarutannya juga tinggi hingga ke tingkat toksik bagi tanaman. Metode ini
bertujuan untuk menetralisasi potensi toksik dari unsur ini, dengan kebutuhan
kapur umumnya setara 1,5 x Alddsehingga setiap 1 me Alldddalam
tanah membutuhkan kapur setara 1,5 me kapur. Jika kapur yang digunakan adalah
kalsit (CaCO : BM (berat molekul) =
40 + 12 + 3(6) = 100, valensi Ca = 2, maka dibutuhkan:
1 me Aldd + 1,5 me CaCO3
= 75 mg CaCO3/ 100gram tanah
Untuk
1 Ha (2.000.000 kg/ha dengan asumsi BI = 1 dan tebal lapisan olah tanah 20 cm)
= 750 gram x 2.000.000) = 1,5 ton CaCO3/Ha tanah. Takaran ini dapat
dikurangi sesuai dengan tebal lapisan olah dan efektifitas areal pertakaran.
Kebutuhan nyata kapur juga dipengaruhi oleh derajat netralisasi atau tingkat
kehalusan (kemudahan untuk melarut) bahan kapur, makin tinggi derajat netalisai
atau tingkat kehalusan (kemudahan untuk melarut) bahan kapur, maka semakin
sedikit kebutuhannya, namun efeknya kapur akan semakin cepat habis (Hanafiah
2010).
Proses pengapuran menghasilkan ion-ion
hidroksil yang mengikat kation-kation asam (Al dan H) pada koloid menjadi
inaktif, sehingga pH naik. Situs muatan negatif koloid digantikan oleh kation
basa (Ca), sehingga kejenuhan basa meningkat pula. Meski dalam reaksi ini
dihasilkan 2 molekul asam karbonat, tetapi karena asam lemah, asam ini segara
terurai menjadi air dan gas karbondioksida yang menguap ke udara (Hanafiah
2010).
Unsur Al merupan unsur yang paling
berbahaya bagi tanaman, hal ini disebabkan oleh sifat toksiknya yang dapat
mengganggu atau menghabat unsur hara lain yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur
Al akan bersifat racun apabila berada di tanah yang memiliki pH dibawah 5,0, di
dalam tanah masam ini Al dapat menjerat unsur hara penting seperti P dan Ca.
Berikut masalah yang di akibatkan oleh
keberadaan unsur Al yang bersifat racun pada pH 0,5 :
1. Gejala pada daun
Tanaman yang mengalami keracunan
Aluminium tidak mudah untuk diidentifikasi gejalanya, akan tetapi Al ini
berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara lain yang dibutuhkan oleh tanaman.
Unsur Al pada tanah yang memiliki pH <5,0 dapat mengikat unsur P sehingga
tanaman mengalami defisiensi hara posfor yang mengakibatkan daun tanaman
berukuran lebih kecil dari normalnya, selain itu daun berwarna hijau gelap,
urat daun menguning dan akhirnya keseluruhan daun menguning (terutama pada
ujung daun) kemudian gugur.Gejala kekurangan fosfor pada daun Jagung (Zea mayz) ditandai dengan warna bagian
bawah daun terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan
terpelintir (distorsi) serta tepi daun, cabang dan batangnya juga berwarna
ungu.
Keracunan Al juga menyebabkan tanaman
mengalami defisiensi unsur hara kalsium (Ca) yang mengakibatkan pertumbuhan
titik tumbuh daun terhenti, tepi daun mengalami klorosis, dan daun muda pada
tanaman terlihat keriting atau menggulung.
Selain menyebabkan unsur hara P dan Ca terjerat, kelebihan Al juga dapat
menyebabkan tanaman mengalami defisiensi unsur Fe sehingga menyebabkan daun
muda berwarna kuning, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran dan mati
pucuk, tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan kemudian memutih, dan
pertumbuhan tanaman seperti terhenti.
Berikut beberapa gambar daun yang
mengalami defisiensi hara akibat dari keracunan Al :
2. Gejala pada akar
Aluminium ( Al ) akan bersifat phytotoxic
dalam bentuk Al3+ ketika dilarutkan ke dalam tanah asam. Salah satu
gejala awal dan berbeda dari toksisitas Al3 + adalah penghambatan
pemanjangan akar sebab hormon auksinnya terhambat.
Tanah yang memiliki pH rendah
(<5,0) menyebabkan jumlah Al berlimpah, sehingga unsur hara lain tidak dapat
diserap dengan baik oleh dinding sel pada ujung akar, akibatnya mengalami
pembesaran, sel-selnya mengalami kerusakan, dan tidak memiliki sistem
percabangan yang baik.Pembesaran pada akar ini mengakibatkan akar mengalami
pembusukan, sebab air beserta unsur hara pada tanah tidak dapat diserap oleh akardengan baik.
Jumlah Al yang meningkat mengakibatkan
tanaman mengalami defisiensi unsur hara Ca, P, Mg dan air. Secara fisiologis,
sifat toksik dari Al dapat mengganggu pembelahan sel dalam akar tanaman, menurunkan laju respirasi pada akar,
mengganggu enzim tertentu yang mengatur pengendapan polisakarida dalam dinding
sel, meningkatkan kekakuan dinding sel (pektin silang), mengganggu proses penyerapan dan transportasi
unsur hara.
Foy [ 64 ] melaporkan bahwa aluminium mengganggupembelahan sel dalam ujung akar dan akar lateral, kekakuan dinding sel meningkat oleh silang pektin , danmengurangi replikasi DNA dengan meningkatkan kekakuandouble helix.
Keracunan Al bagi tanaman tergantung
pada pH tanah dan berbagai faktor lainnya,seperti jumlah mineral lempung
dominan, jumlah bahan organik, konsentrasi kation , anion, jumlah garam , dan spesies tanaman.
3.Efek pada fisiologi dan morfologi tanaman
Tanaman muda
lebih rentan terhadap Al daripada tanaman yang lebih tua, sebab Al mengganggu
pembelahan sel dalam tanaman yakni dengan mengikat fosfor dalam bentuk kurang tersediadalam
tanah atau pada akar tanaman, menurunkan laju respirasi akar, mengganggu enzim
tertentu yang mengaturpengendapan polisakarida dalam dinding sel, meningkatkan
kekakuan dinding sel ( pektin silang )dan mengganggu penyerapan nutrisi penting
seperti Ca
, Mg , K , P dan air.
Pada prinsipnya ada 4 masalah aktual
utama pada tanah masam yaitu rendahnya kadar bahan organik tanah dan kadar
unsur hara, dangkalnya perakaran tanaman, kekeringan, gangguan gulma
alang-alang (Imperata cylindrica) serta diperparah oleh erosi dan pencucian
unsur hara. Masalah-masalah tersebut ini seringkali menyulitkan suatu
usaha tani untuk mencapai produksi yang tinggi secara berkelanjutan. Tingkat
produksi yang tinggi dapat dicapai melalui berbagai upaya yang dapat mempertahankan
kesuburan tanah yakni dengan penerapan sistem pengelolaan yang tepat.
Salah satu cara pengelolaan yang
terbukti dapat mempertahankan kesuburan tanah-tanah masam adalah dengan menanam
tanaman tahunan (pepohonan) bersama-sama dengan tanaman semusim dalam sebidang
lahan yang sama (kebun campuran). Upaya-upaya pemecahan masalah yang ditujukan
untuk mendapat produksi yang tinggi secara berkelanjutan seharusnya dilakukan
tanpa mengakibatkan kerusakan (degradasi) pada sumberdaya lahan. Dalam hal ini
perlu diperhatikan fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman dan fungsi tanaman
dalam meminimalkan kehilangan tanah, air dan hara.
Beberapa cara untuk mengurangi resiko keracunan Alyaitu:
1. Mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap ion logam.
Untuk mengantisipasi keracunan Al, pengembangan tanaman yang tolerans terhadap tanah masam adalah salah satu cara untukmengurangi efek berbahaya dari paparan ion logam yang berlebihan. Cara ini dilakukan melalui pemuliaan tanaman dengan cara mengubah sifat genetiknya. Akan tetapi cara ini memerlukan dana yang besar dalam penelitiannya karena memerlukan peralatan dan tempat khusus.
2.
Pengapuran
Umumnya, pengapuran
dilakukan pada saat penyiapan lahan tanam yang memiliki pH <5 atau 5,5.
Tujuan dari pengapuran yaitu menaikkan pH tanah, nilai pH tanah
dinaikkan sampai pada tingkat mana Al tidak bersifat racun lagi bagi tanaman
dan unsur hara tersedia dalam kondisi yang seimbang di dalam tanah. Peningkatan
pH tanah yang terjadi sebagai akibat dari pemberian kapur, tidak dapat bertahan
lama, karena tanah mempunyai sistem penyangga, yang menyebabkan pH akan kembali
ke nilai semula setelah beberapa waktu berselang.
Dalam menetralisir Al yang meracuni
tanaman karena unsur Ca bersifat tidak mudah bergerak, kapur harus dibenamkan
sampai mencapai kedalaman lapisan tanah yang mempunyai konsentrasi Al tinggi.
Hal ini agak sulit dilakukan di lapangan, karena dibutuhkan tenaga dalam jumlah
banyak dan menimbulkan masalah baru yaitu pemadatan tanah. Alternatif lain
adalah menambahkan dolomit (Ca, Mg(CO3)2) yang lebih mudah bergerak, sehingga
mampu mencapai lapisan tanah bawah dan menetralkan Al. Pemberian kapur seperti
ini memerlukan pertimbangan yang seksama mengingat pemberian Ca dan Mg akan mengganggu
keseimbangan unsur lain. Tanaman dapat
tumbuh baik, jika terdapat nisbah Ca/Mg/K yang tepat di dalam tanah. Penambahan
Ca atau Mg seringkali malah mengakibatkan tanaman menunjukkan gejala kekurangan
K, walaupun jumlah K sebenarnya sudah cukup di dalam tanah. Masalah ini menjadi
semakin sulit dipecahkan, jika pada awalnya sudah terjadi kahat unsur K pada
tanah tersebut.
3. Pemupukan
Menambahkan bahan organik tanah
merupakan jalan termudah dan tercepat dalam menangani masalah kahat hara, namun
bila kurang memperhatikan kaidah-kaidah pemupukan, pupuk yang diberikan juga
akan hilang percuma. Pada saat ini sudah diketahui secara luas bahwa
tanah-tanah pertanian di Indonesia terutama tanah masam kahat unsur nitrogen
(N), fosfor (P) dan kalium (K). Oleh karena itu petani biasanya memberikan
pupuk N, P, K secara sendiri-sendiri atau kombinasi dari ketiganya. Pupuk N
mudah teroksidasi, sehingga cepat menguap atau tercuci sebelum tanaman
menyerap seluruhnya. Pupuk P diperlukan dalam jumlah banyak karena selain untuk
memenuhi kebutuhan tanaman juga untuk menutup kompleks pertukaran mineral tanah
agar selalu dapat tersedia dalam larutan tanah.
Pemupukan K atau unsur hara lain dalam
bentuk kation, akan banyak yang hilang kalau diberikan sekaligus, karena tanah
masam hanya mempunyai daya ikat kation yang sangat terbatas (nilai KTK
tanah-tanah masam umumnya sangat rendah). Unsur hara yang diberikan dalam
bentuk kation mudah sekali tercuci.
IV. SIMPULAN
Unsur Al merupakan unsur yang umumnya
bersifat racun apabila berada di tanah yang memiliki pH <5. Sifat racun dari
Al ini dapat mengikat unsur hara lain yang diperlukan oleh tanaman seperti P,
Ca, K, dan Fe sehingga tanaman mengalami defisiensi hara yang berdampak pada
tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Al berada di tanah yang masam,
sehingga untuk menetralisisnya pH tanah harus dinaikkan dengan cara pengapuran,
pemupukan, dan pengembangan varietas baru yang tahan hidup di tanah masam.
DAFTAR PUSTAKA
Jianli
Yang, dkk., 2006. Citrate Transporters
Play a Critical Role in Aluminium-stimulated Citrate Efflux in Rice Bean (Vigna
umbellata) Roots. China:
University, Hangzhou.
Hanafiah,
Kemas Ali. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sun P. Tian Q.Y. Chen Jand Zhang W.H.2010.Aluminium-induced inhibition of root
elongation in Arabidopsis is mediated by ethylene and auxin. Journal of
Experimental Botany, Vol. 61.
U. M.
Wahjudin. 2006. Pengaruh Pemberian Kapur dan Kompos Sisa Tanaman terhadap
Aluminium Dapat Ditukar dan Produksi Tanaman Kedelai pada Tanah Vertic
Hapludultdari Gajrug, Banten. citation.itb.ac.id (Diakses
pada 28 Maret 2015).
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
menyediakan micro mineral - 36 untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
Terimakasih bu.. Informasinya sangat membantu untuk penunjang skripsi yang sedang saya buat
BalasHapusterima kasih bu, sy sedang mencari literatur tentang Aluminium (Al), tulisan ibu bisa memberikan tambahan referensi.
BalasHapusklw boleh boleh minta kontaknya ibu, spa tw ada yg ingin sya diskusikan.
demikian trmksh.
salam
ebobet
BalasHapusbola88
idn poker
agen bola88
idn live
agen slot
Agen Bola Online Terpercaya
Agen Sbobet
Agen Slots online
Agen Slots Terbaik
Agen Slots Terpecaya
Agen Bola88 Terpecaya
Agen Judi Bola Online
Agen Judi Slots Terpecaya
Bandar Bola Terpecaya
Bandar Casino Online
Bandar Slots Terbaik
Bandar Slots Terpecaya
idn slots
Link Alternatif Web Ebobet
Alternatif Link Ebobet
Ebobet merupakan situs slot online via deposit pulsa aman dan terpercaya, Dengan menggunakan Satu User ID bisa bermain semua game dari Bola, Live Casino, Slot online, tembak ikan, poker, domino dan masih banyak yang lain.
BalasHapusSangat banyak bonus yang tersedia di ebobet di antaranya :
Bonus yang tersedia saat ini
Bonus new member Sportbook 100%
Bonus new member Slot 100%
Bonus new member Slot 50%
Bonus new member ALL Game 20%
Bonus Setiap hari 10%
Bonus Setiap kali 3%
Bonus mingguan Cashback 5%-10%
Bonus Mingguan Rollingan Live Casino 1%
Bonus bulanan sampai Ratusan Juta
Bonus Referral
Minimal deposit hanya 10ribu